
Pelatihan Digital Marketing untuk Pengelola Pasar Kabupaten Bogor
Dalam rangka meningkatkan daya saing dan modernisasi pengelolaan pasar tradisional, Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar pelatihan digital marketing khusus bagi para pengelola pasar. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendorong transformasi digital di sektor perdagangan rakyat serta memperkuat peran pasar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal.
Pelatihan yang digelar selama dua hari ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari kepala pasar, pengelola unit pasar, hingga staf administrasi dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor. Acara tersebut difasilitasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor, bekerja sama dengan praktisi digital marketing dan akademisi dari universitas terkemuka.
Kepala Disdagin Kabupaten Bogor menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membekali para pengelola pasar dengan kemampuan iam-love.co promosi dan pemasaran secara digital, sejalan dengan perkembangan era teknologi saat ini. Menurutnya, pasar tradisional harus mampu beradaptasi agar tetap eksis dan diminati masyarakat.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin para pengelola pasar bisa mengoptimalkan media sosial, platform e-commerce, dan strategi digital lainnya untuk mempromosikan produk pedagang, menarik minat pembeli, dan memperluas jangkauan pasar,” ujarnya.
Materi pelatihan meliputi dasar-dasar pemasaran digital, cara membuat konten menarik di media sosial, optimalisasi penggunaan Instagram dan WhatsApp Business, hingga pemanfaatan marketplace lokal dan nasional seperti Tokopedia, Shopee, dan aplikasi belanja daring daerah.
Para peserta juga diberi simulasi langsung untuk membuat akun bisnis digital, mendesain kampanye promosi sederhana, serta mengelola interaksi dengan pelanggan melalui platform digital. Selain itu, peserta diajak untuk memahami pentingnya identitas visual pasar, termasuk logo, slogan, dan citra kebersihan serta keamanan, yang akan mempengaruhi kepercayaan konsumen.
Salah satu peserta, kepala pasar dari wilayah Ciawi, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti pelatihan ini. Ia mengaku bahwa selama ini promosi pasar hanya mengandalkan spanduk dan informasi dari mulut ke mulut. Dengan pelatihan ini, ia merasa mendapatkan wawasan baru yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Kami jadi tahu bagaimana mengemas konten menarik agar orang tertarik datang ke pasar. Ternyata promosi itu bisa murah dan efektif kalau tahu caranya,” katanya.
Diharapkan, setelah pelatihan ini, para pengelola pasar dapat menjadi motor penggerak digitalisasi pasar di daerahnya masing-masing. Pemerintah Kabupaten Bogor juga berencana melakukan pendampingan lanjutan agar implementasi digital marketing ini bisa berjalan optimal dan berkelanjutan.
Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat sektor UMKM dan memberdayakan pasar rakyat. Transformasi digital di pasar tradisional diharapkan dapat meningkatkan daya saing dengan retail modern, sekaligus memberikan pengalaman belanja yang lebih nyaman dan informatif bagi masyarakat.
BACA JUGA: Strategi Digital Marketing B2B yang Adaptif di Era Baru

Strategi Digital Marketing B2B yang Adaptif di Era Baru
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, perusahaan B2B (Business to Business) semakin dituntut untuk beradaptasi dengan tren digital yang terus berkembang. Pada 2025, digital marketing tidak hanya menjadi pilihan, tetapi menjadi kebutuhan utama bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif di pasar. Untuk itu, strategi digital marketing B2B yang adaptif dan inovatif sangat diperlukan agar bisa menjangkau audiens yang tepat dan memberikan nilai lebih. Berikut ini adalah beberapa strategi digital marketing B2B yang adaptif di era baru.
1. Memanfaatkan AI untuk Personalisasi
Di era digital yang semakin berkembang, personalisasi menjadi kunci utama untuk menarik perhatian audiens. Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) memungkinkan perusahaan B2B untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal bagi klien mereka. Dengan memanfaatkan data pelanggan, perusahaan dapat mengembangkan konten yang relevan, serta memberikan rekomendasi produk dan layanan berdasarkan perilaku dan preferensi pelanggan.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dari berbagai saluran komunikasi, seperti email, media sosial, atau website, untuk menentukan kapan dan bagaimana menyampaikan pesan yang paling efektif. Dengan demikian, perusahaan bisa menciptakan pengalaman yang lebih terarah dan meningkatkan peluang konversi.
2. Memaksimalkan Penggunaan Konten Berkualitas
Konten tetap menjadi salah satu pilar utama dalam strategi digital marketing B2B yang sukses. Di tahun 2025, tren content marketing semakin berfokus pada kualitas daripada kuantitas. Perusahaan B2B harus memastikan bahwa setiap konten yang dihasilkan memberikan nilai lebih bagi audiens, baik dalam bentuk informasi, edukasi, atau solusi atas masalah yang dihadapi pelanggan.
Artikel, blog, infografis, whitepapers, dan video tutorial adalah beberapa jenis konten yang efektif untuk bisnis B2B. Selain itu, format konten interaktif, seperti kuis atau kalkulator interaktif, juga dapat meningkatkan keterlibatan audiens dan memberikan pengalaman yang lebih menarik. Perusahaan juga perlu memanfaatkan platform seperti LinkedIn untuk membagikan konten yang lebih mendalam dan relevan bagi para profesional di industri mereka.
3. Otomatisasi Pemasaran untuk Efisiensi
Dalam dunia B2B yang serba cepat, otomatisasi pemasaran adalah salah satu alat yang tak boleh dilewatkan. Dengan menggunakan platform otomatisasi, perusahaan dapat mengelola kampanye digital dengan lebih efisien, mengurangi pekerjaan manual, serta mengoptimalkan hasil dari setiap interaksi dengan pelanggan.
Otomatisasi dapat mencakup berbagai aspek, mulai dari pengiriman email, pemrograman posting media sosial, hingga pelacakan dan analisis data pemasaran. Salah satu aspek penting dari otomatisasi adalah kemampuan untuk mengelola lead nurturing dengan lebih efektif, sehingga perusahaan dapat menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan potensial.
4. Penggunaan Video dan Webinar untuk Membangun Hubungan
Webinar dan video menjadi alat pemasaran https://www.tangerine-salon.com/ yang semakin populer di kalangan perusahaan B2B. Di 2025, bisnis tidak hanya perlu menghasilkan video promosi, tetapi juga video edukatif yang dapat membantu audiens memahami lebih dalam tentang produk atau layanan yang ditawarkan.
Webinar menjadi saluran yang efektif untuk mengedukasi audiens, berbagi wawasan industri, serta membangun kredibilitas dan kepercayaan. Sebagai tambahan, webinar memungkinkan interaksi langsung antara perusahaan dengan audiens, memperkuat hubungan, serta memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara real-time.
5. Memanfaatkan Media Sosial untuk Jaringan dan Branding
Dalam dunia B2B, media sosial bukan hanya tentang promosi produk, tetapi juga tentang membangun hubungan dan kepercayaan. Platform seperti LinkedIn menjadi tempat yang tepat untuk perusahaan B2B membangun jaringan dan berinteraksi dengan audiens yang relevan.
Penting bagi perusahaan untuk menjaga kehadiran yang konsisten di media sosial, berbagi konten yang relevan, serta berpartisipasi dalam diskusi industri. Aktivitas di media sosial juga dapat digunakan untuk membangun citra merek yang kuat dan menunjukkan bahwa perusahaan aktif mengikuti perkembangan terbaru di industri mereka.
6. Menggunakan Data dan Analitik untuk Pengambilan Keputusan
Di era digital, data adalah aset berharga. Menggunakan analitik untuk melacak hasil kampanye pemasaran akan membantu perusahaan B2B dalam memahami efektivitas strategi yang diterapkan. Platform analitik seperti Google Analytics, LinkedIn Insights, dan alat CRM memberikan informasi yang sangat penting untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Melalui data, perusahaan dapat mengevaluasi perilaku audiens, mengidentifikasi peluang pasar, serta merancang strategi pemasaran yang lebih terarah di masa depan. Oleh karena itu, analitik dan pemahaman mendalam tentang data pelanggan menjadi salah satu aspek penting dalam digital marketing B2B.
BACA JUGA: Strategi Pemasaran Digital Global: Menjangkau Dunia Tanpa Batas

Strategi Pemasaran Digital Global: Menjangkau Dunia Tanpa Batas
Di era digital, batas geografis bukan lagi rajazeus login penghalang untuk menjangkau konsumen. Teknologi telah memungkinkan bisnis dari berbagai skala — dari startup lokal hingga perusahaan multinasional — untuk memperluas jangkauannya ke seluruh dunia. Di sinilah pemasaran digital global (global digital marketing) memainkan peran penting. Ini bukan sekadar mengiklankan produk secara online, tetapi merancang strategi yang mampu berbicara kepada berbagai budaya, bahasa, dan perilaku konsumen di pasar internasional.
Apa Itu Pemasaran Digital Global?
Pemasaran digital global adalah strategi pemasaran online yang ditujukan untuk menjangkau dan memengaruhi konsumen dari berbagai negara dan latar belakang. Strategi ini mencakup berbagai saluran digital seperti media sosial, mesin pencari, email, iklan digital, konten video, hingga influencer marketing — namun dirancang agar sesuai dengan karakteristik dan preferensi audiens global.
Berbeda dengan pemasaran digital lokal yang menargetkan satu pasar tertentu, pendekatan global menuntut adaptasi, personalisasi, dan strategi lintas budaya yang cermat.
Mengapa Pemasaran Digital Global Penting?
-
Peluang Pasar yang Lebih Luas
Dengan lebih dari 5 miliar pengguna internet di seluruh dunia, dunia digital menjadi ladang subur untuk ekspansi bisnis lintas negara. -
Pertumbuhan E-Commerce Internasional
Konsumen dari negara berkembang dan maju kini dengan mudah membeli produk dari luar negeri. Platform seperti Amazon, Alibaba, dan Shopify membuka jalan untuk transaksi lintas batas. -
Persaingan Global
Di era digital, pesaing Anda bisa berasal dari mana saja. Maka, memiliki strategi global bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Strategi Kunci dalam Pemasaran Digital Global
1. Penelitian Pasar dan Budaya Lokal
Memahami perbedaan budaya, nilai-nilai, serta kebiasaan konsumen adalah fondasi dari pemasaran global yang sukses. Contohnya:
-
Warna merah bisa dianggap membawa keberuntungan di Tiongkok, tetapi bisa dianggap sebagai peringatan di negara lain.
-
Gaya humor dalam iklan bisa diterima di Amerika, namun dianggap tidak sopan di negara tertentu.
🔍 Gunakan riset pasar lokal, survei digital, dan analisis kompetitor untuk memahami audiens.
2. Lokalisasi Konten (Content Localization)
Lokalisasi bukan hanya soal menerjemahkan bahasa, tapi juga menyesuaikan pesan dengan konteks budaya, gaya hidup, dan nilai setempat.
-
Gunakan native speaker untuk terjemahan konten.
-
Sesuaikan contoh, referensi budaya, dan format tanggal/waktu sesuai wilayah.
-
Gunakan Visual lokal dan cerita yang relevan.
3. Penggunaan SEO Multibahasa dan Multilokasi
Optimasi mesin pencari harus disesuaikan dengan kebiasaan pencarian pengguna di negara target. Ini termasuk:
-
Menggunakan kata kunci dalam bahasa lokal.
-
Mengoptimalkan domain atau subfolder lokal (misalnya: .fr untuk Prancis, /id/ untuk Indonesia).
-
Menyesuaikan strategi backlink dengan situs lokal.
4. Pemanfaatan Platform Lokal
Tidak semua negara menggunakan platform digital yang sama. Contohnya:
-
Di Tiongkok, Google dan Facebook diblokir, sehingga perusahaan menggunakan Baidu, WeChat, atau Weibo.
-
Di Rusia, Yandex lebih populer daripada Google.
-
Di India, WhatsApp Business memiliki potensi sangat besar sebagai saluran pemasaran.
Adaptasi terhadap ekosistem digital lokal sangat penting untuk menjangkau target market secara efektif.
5. Strategi Media Sosial Tersegmentasi
Alih-alih menggunakan satu akun media sosial global, banyak merek sukses membuat akun media sosial khusus untuk tiap negara. Hal ini memungkinkan:
-
Konten yang lebih relevan secara lokal.
-
Interaksi dengan audiens dalam bahasa mereka.
-
Kampanye yang sesuai dengan momen nasional atau budaya setempat.
6. Kolaborasi dengan Influencer Lokal
Influencer memiliki kekuatan untuk membangun kepercayaan dengan cepat. Menggandeng influencer lokal memungkinkan brand Anda:
-
Mendapat kredibilitas dari figur yang sudah dikenal.
-
Menjangkau audiens yang lebih tertarget.
-
Menciptakan kampanye yang terasa autentik.
7. Adaptasi Iklan Berbayar Global
Platform seperti Google Ads, Meta Ads, dan TikTok Ads memungkinkan penargetan global. Namun, iklan yang berhasil di satu negara belum tentu efektif di negara lain.
-
Uji A/B konten iklan untuk tiap pasar.
-
Sesuaikan Call-to-Action, bahasa, dan visual.
-
Atur waktu tayang sesuai zona waktu lokal.
Studi Kasus Singkat: Merek Global yang Berhasil
1. Coca-Cola
Coca-Cola menggunakan slogan yang berbeda di tiap negara, dan bahkan membuat kampanye “Share a Coke” dengan nama-nama lokal di botol mereka, menciptakan keterlibatan emosional yang kuat.
2. Spotify
Spotify memanfaatkan data pengguna lokal untuk membuat playlist dan kampanye musik yang disesuaikan, seperti “Spotify Wrapped” yang viral secara global namun tetap terasa personal.
3. Netflix
Netflix tidak hanya menerjemahkan konten, tetapi juga memproduksi konten asli lokal seperti “Money Heist” (Spanyol), “Kingdom” (Korea), dan “The Night Comes for Us” (Indonesia).
Tantangan dalam Pemasaran Digital Global
-
Perbedaan hukum dan regulasi digital, seperti GDPR di Eropa atau aturan konten di Tiongkok.
-
Kendala bahasa dan interpretasi budaya yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.
-
Biaya tinggi untuk pengelolaan kampanye multibahasa dan tim lokal.
-
Koordinasi lintas zona waktu dan departemen internasional yang memerlukan manajemen yang rapi.
Namun, dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini bisa menjadi peluang.
Kesimpulan: Dunia Tanpa Batas Ada di Ujung Jari
BACA JUGA: Digital Marketing di Australia: Cara Brand Membangun Kehadiran Online yang Kuat
Pemasaran digital global adalah masa depan bisnis modern. Dunia tidak lagi terbagi oleh batas fisik, dan konsumen semakin terbiasa dengan merek internasional yang hadir secara lokal. Dengan pemahaman yang kuat terhadap pasar, teknologi yang tepat, dan kemampuan beradaptasi, merek dapat menaklukkan berbagai belahan dunia secara digital. Di era ini, pertanyaannya bukan lagi “bisakah bisnis Anda go international?”, tapi “siapkah bisnis Anda menjangkau dunia tanpa batas?”